Kamis, 30 September 2010

Siomay Bandung

Siomay Bandung

2 ons daging ayam dicincang
1 ons udang dicincang
2 ons ikan tuna/tenggiri dihaluskan
1 ons tepung tapioka/aci
2 sendok makan ebi digoreng dan diuleg lemes.

Bumbu :
bawang putih 4, bawang merah 4
merica 1 sdt
bumbu masak/vetsin/royco 1/2 sampai 1 sdt tergantung
selera

gula 1 sdt
garam 1 sdt
kecap ikan 5 sdmakan (kalau nggak ada ga usah juga tetep enak koq)

Semua daging dan bumbu diuleg/blender/mixer, lalu
diulet pake tangan.

Tambahkan air biasa 150 cc boleh ditambah lagi max 50 cc, disesuaikan, pokoknya tidak terlalu cair, juga tidak terlalu keras.

Setelah semua tercampur, harus langsung dibentuk.
Kalo pake tahu jangan lupa tahunya rendam pake air
garam dulu

Setelah itu, kukuslah kurang lebih setengah jam…

Oya ini resep sambelnya :

100 gr cabe rawit/merah + 1,5 sdt garam + 1/2 atau 1
sdt vetcin/bumbu masak + gula 4 sdm.
Semua diuleg lemes/blender lalu digoreng sampai
matang, baru masukan kacang suuk 250 gr yang telah
digoreng ditumbuk. Kkemudian beri air 450 cc, setelah
agak asat angkat. Bila mau dimakan tambahkan kecap dan
jeruk limo…

Atau bisa juga dari resepnya keluarga Nugraha, katanya lebih enak :

200 gr kacang tanah goreng
50 gr kemiri sangrai
3 siung bw putih goreng
2 cabe merah kukus
garam secukupnya
gula secukupnya
kecap sedikit
100 ml air
jeruk limau
daun jeruk

Resep sambel pakai kacang pindasaus (kacang yang sudah dihaluskan) :
untuk 250 gr kacang:
bawang putih 4 buah
kemiri sangrai 4 buah
cabe merah 2 atau 3 buah
air 500 ml
gula 1 sdt dan garam 2 sdt (selera)
catatan: 3 resep jadi 60 bungkus plastik kecil (@ kurleb 4 sdm)

Kamis, 23 September 2010

Info Lomba Menulis 2010

Penerbit Folipenol: Antologi Menulis "Meniti Jejak Bocah di Peti Sejarah"

Deadline: 30 September 2010

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Folipenol hadir kembali mengajak para penulis se-antero nusantara bahkan mancanegara untuk ikut serta dalam antologi yang akan kami terbitkan. Temanya : 'Meniti Jejak Bocah di Peti Sejarah'.

Apaan sih?

Disini kami ingin mengajak anda kembali kemasa kecil dulu. memungut serpihan kenangan di masa kanak-kanak dengan segala permainan tradisional yang dulu masih bisa kita nikmati. Berbeda sekali dengan sekarang dimana anak-anak direcoki oleh game virtual yang merajalela, nintendo, PS, game online, timezone. Nyaris sekarang jarang sekali ditemui permainan seperti loncat tali, gundu, gobak sodor, layang-layang, petak umpet, dll.

Karenanya kami ingin kembali memutar ingatan akan masa bahagia kala kecil dulu. Juga semoga generasi sekarang dapat membaca bagaimana permainan yang mengasyikkan tidak kalah dengan permainan sekarang. Belum lagi nilai ukhuwah yang terjalin. Dan semoga tidak hilang tergerus jaman.

Nah, udah jelas kan. Buruan kirim kisah kalian. Ini dia nih syaratnya :

1. Naskah yang dikirim harus menceritakan kisah permainan masa kecil di daerah kalain yang paling berkesan

2. Lebih diutamakan jenis permainan yang unik dan mulai dilupakan

3. Merupakan kisah nyata dan terdapat pelajaran yang bisa diambil

4. Boleh mengirim maksimal 2 naskah

5. Panjang naskah 800-1000 kata, font TNR 12 spasi 1 folio.

6. Sertai biodata singkat yang berisi nama, nama pena (jika ada), alamat, email, no telpon/hp, dll

7. Naskah dikirim melalui email permainankecilku@gmail.com dengan attachment.

8. Naskah paling lambat diterima tanggal 30 September 2010 pukul 24.00 WIB (Tidak ada dispensasi pertambahan waktu)

Akan dipilih 30 naskah yang paling unik dan inspiratif untuk kami terbitkan. Setiap penulis akan diberlakukan sistem royalti dengan ketentuan royalti dibagi 30 penulis. Penulis juga akan mendapatkan satu buah buku dan souvenir.

Pengumuman tanggal 20 Oktober 2010.

Buruan kirim karya kalian. Replay kembali memori masa kecil dan permainan yang paling berkesan.

Wassalamu'alamualaikum.

Folipenol Publishing

Sumber: Facebook


Proyek Penulisan bersama buku non fiksi "Go for Dreams"

Deadline: 15 Oktober 2010 jam 10.00 WIB

oleh Genis Ginanjar

Penulisan Bersama buku "Go for Dreams"

Sahabat, penerbit Pesta Gagasan mengundang Anda untuk ikut dalam proyek menulis bersama buku non fiksi, "Go for Dreams" yang menuturkan tentang mimpi terbesarmu dalam hidup ini, dan langkah-langkah nyata untuk mewujudkannya. Buku ini kami terbitkan secara indie, dalam format stensil (Fotokopi dan dijilid ring), khas buku-buku terbitan kami.

Adapun syarat dan ketentuannya sebagai berikut:

1. Ketik dalam font TNR, 12, 1,5 spasi sebanyak 6-8 halaman

2. kirim via: ayahmuhammadfatih@gmail.com

3. Batas terakhir pengiriman naskah 15 Oktober 2010 jam 10.00 WIB

4. Naskah orisinil, belum pernah dimuat media manapun

5. Penerbit berhak mengedit naskah tanpa mengubah isi

6. empat (4) naskah terbaik akan dipilih dan diumumkan, insya Allah bersamaan dengan launching buku "Go for Dreams"

7. Keputusan penerbit bersifat mutlak

8. Naskah terpilih akan mendapat imbalan sebesar @ Rp 100.000, serta dua buku yang akan dikirim via alamat ybs

9. Serta data diri dan alamat lengkap

10. Mohon konfirmasi via sms ke 0817825212 (Genis) apabila naskah telah dikirim

11. Buku akan dikemas dala format stensilan dan dijilid ring, dan dipasarkan via facebook

Selamat menuliskan mimpi besarmu!

Mari ber- Pesta Gagasan!

salam,

dr. Genis Ginanjar Wahyu

CEO Pesta Gagasan

"lomba menulis pahlawan yang menginspirasiku"

Grup UNTUK SAHABAT (UNSA) punye event penulisan yang sangat menarik melalui jejaring sosial Facebook

Deadline: 15 OKTOBER 2010 pukul 22.00 WIB

Syarat-syaratnya :

1. Peserta adalah member grup Untuk Sahabat (creator Dang Aji) dan grup Pemenang Kehidupan (creator Dhony F. Pemenang Kehidupan). Bila belum bergabung…, gabung dulu ya.

2. Tulisan berupa kisah nyata bertemakan sosok pahlawan yang mampu merubah pandangan bahkan jalan hidup ke arah yang lebih baik. Boleh menggunakan nama samaran, tetapi tetap menggunakan kata ganti orang pertama (aku atau saya).

3. Cerita berupa kisah nyata, bukan imajinasi atau halusinasi. hehe

4. Tulis dengan gaya nonfiksi, boleh ada percakapan, tapi hanya sekedar bumbu, bukan inti tulisan. Lebih diutamakan yang bermakna dan bisa menginspirasi orang lain, boleh ditambahkan hikmah di akhir kisah.

5. Kriteria pahlawan luas dan subyektif. Tergantung persepsi Anda. Bisa orang tua kita, saudara, pahlawan nasional, atau bahkan Nabi dan Rasul.

6. Judul Bebas, tapi tetap mengacu pada poin no.2

7. Karya ditulis dalam format A4, spasi 1,5, font 12 (times new roman), minimal 4 halaman, maksimal 8 halaman (tidak termasuk biodata penulis), disave dalam ekstensi .rtf. Tambahkan pula biodata singkat penulis (berupa deskripsi) di halaman akhir kisah Anda (jadikan satu file saja).

8. Kirimkan karya Anda berupa attachment ke pahlawaninspiratif@yahoo.com (jangan ditulis di badan email).

9. Setelah mengirim email, peserta wajib membuat sinopsis karyanya masing-masing di facebook (maksimal 200 kata), lalu tag minimal 20 orang termasuk (Dang Aji dan Dhony F Pemenang Kehidupan).

10. Deadline sampai tanggal 15 OKTOBER 2010 pukul 22.00 WIB.

11. Satu peserta hanya boleh mengirim 1 karya saja.

Penilaian

§ Pengumuman kisah yang terpilih tanggal 10 Nopember 2010 (bertepatan dengan hari pahlawan).

§ Dipilih 20 kisah terbaik, dan kami akan tawarkan ke penerbit untuk dibukukan (mewakili grup Untuk Sahabat), doakan diterima ya.

§ 3 kisah terbaik akan mendapat rewards dari UNSA.

Ayo..terus berkarya…

Koord.

Dhony F. Pemenang Kehidupan

Ayo Ukir karyamu..

Tambahan

Link Grup Untuk Sahabat (UNSA)

http://www.facebook.com/#!/group.php?gid=274194420818&ref=ts

Link Grup Pemenang Kehidupan

http://www.facebook.com/#!/group.php?gid=137639622931689&ref=ts

sumber: facebook

"LOMBA CIPTA FF dengan Topik PENGANTIN SEMESTA"

Deadline: 22 Oktober 2010

Sumber: Perpustakaan Abatasa pada 21 September 2010 jam 23:48

Bismilahirrahmannirrahim....

Semoga keselamatan dan kesejahteraan senantiasa terlimpah kepada teman-teman semuanya.

Dalam rangka memperingati milad-nya salah satu admin abatasa, ADI TOHA JALAINDRA yang ke 2# maka kami berniat membagi kebahagiaan dan rasa syukur ini dengan mengadakan LOMBA CIPTA FF dengan Topik PENGANTIN SEMESTA (apa saja yang kamu pikirkan saat mendengar kata ini, namanya juga fantasy....kamu boleh ngayal sampe planet tanpa harus beli tiket )

Caranya gampang!

1. Tulis cerita FF-mu *susuai topik* dengan huruf TNS, spasi 1,5

2. Panjang naskah boleh milih ( 111 kata , 222kata, 333 kata, 444 kata,...)

3. Naskah dikirim ke abatasalibrary@yahoo.com dalam bentuk attachment jangan dibadan email

4. Namai file mu dengan nama bekenmu plus judul FF mu (contoh: Rani-aurora pengantin semesta )

5. Naskah selambat-lambatnya diterima pada tanggal 22 Oktober 2010. pengumuman pemenangnya Insyallah tanggal 11 November 2010

mau tau hadiahnya apa aja??!!

nah, bagi mereka-mereka yang tulisannya keren, beken, plus te-o-pe-be-ge-te, abatasa nyiapin bingkisan menarik lho!

juara 1: @Novel Valharald (karyanya Adi Toha), @ buku Un Dans L'Eternite+Telur Surga (karyanya jaladara+ Wigi Azkiyanti), @ Novel Tehanu *English Version* (karyanya Ursula K Le Guin) plus sebuah dompet cantik dari Louis Vuitton

juara 2: @Novel Valharald (karyanya Adi Toha), @ buku Un Dans L'Eternite+Telur Surga (karyanya jaladara+ Wigi Azkiyanti), plus sebuah agenda cantik traditional dari china!

juara 3: @Novel Valharald (karyanya Adi Toha), @ buku Un Dans L'Eternite+Telur Surga (karyanya jaladara+ Wigi Azkiyanti), plus pernak-pernik cantik dari Hong Kong.

o iya, ada bingkisan menarik juga lho buat mereka yang memberikan ucapan dan doa ulang tahun yang paling maknyusss. so, tunggu apalagi temans??!!! serbu!!!!!

*bagi mereka yang belum berteman dengan Adi Toha Jalaindra, jangan lupa tambahkan dia sebagai teman di friendlistmu yuuuuuuaaaa*

tengkyu pisan atas partisifasinya ....bagi temans yang yang punya teman silahkan info ini disebarluaskan :)

salam persahabatan

ALLEA

(Abatasa Library&Learning Centre)

Sumber: Facebook

SAYEMBARA
PENULISAN NASKAH DRAMA
BAGI UMUM TINGKAT NASIONAL
TAHUN 2010
Deadline: 9 Oktober 2010
1. Latar Belakang
Naskah drama merupakan ungkapan perasaan, pikiran, dan pengalaman yang ditulis
secara dramatik. Adanya sebuah naskah drama sangat diperlukan dalam sebuah
pementasan. Walaupun tidak selalu sebuah naskah yang baik akan menghasilkan
sebuah pementasan yang baik pula.
Namun, kegiatan drama di Indonesia tidak berkembang seperti karya
sastra lainnya. Ada beberapa kendala salah satunya adalah kurangnya penulis
naskah drama dan tentunya juga akan menyebabkan kurangnya naskah drama yang
baik. Oleh sebab itu, Pusat Bahasa dalam rangka Bulan Bahasa dan Sastra
melaksanakan Sayembara Penulisan Naskah Drama bagi Umum Tingkat Nasional 2010.

2. Tujuan
Sayembara Penulisan Naskah Drama ini bertujuan:
a. meningkatkan minat masyarakat terhadap sastra, khususnya drama,
b. meningkatkan daya cipta dan kreativitas masyarakat terhadap sastra, dan
c. meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap sastra.

3.Peserta
Peserta sayembara Penulisan Naskah Drama Tingkat Nasional Tahun 2010 bersifat
umum di seluruh wilayah Indonesia, usia antara 20-45 tahun dengan bukti kartu
tanda penduduk (KTP) yang sah.

4. Persyaratan


a. Tema sayembara penulisan naskah drama ini bebas, tidak mengandung
pornografi, dan tidak berpotensi menimbulkan konflik yang berkaitan dengan SARA.
b. Naskah drama yang diikutkan sayembara ini harus asli (bukan saduran,
terjemahan, dan jiplakan), belum pernah dipublikasikan/ diterbitkan, dan tidak
sedang diikutsertakan dalam sayembara sejenis.
c. Setiap naskah drama yang diikutkan dalam sayembara ini diberi
pernyataan sebagai karya sendiri atau asli.
d. Naskah drama ditulis dalam bahasa Indonesia, diketik rapi dengan jarak
1,5 spasi di atas kertas HVS kuarto, dan jika dipentaskan drama ini berdurasi
kurang lebih 30 menit.
e. Setiap peserta hanya diperbolehkan mengirimkan satu judul naskah drama
yang terdiri atas 10—30 halaman.
f. Naskah drama dikirim langsung ke Panitia Sayembara Nasional Penulisan
Naskah Drama di Pusat Bahasa, paling lambat 9 Oktober 2010, sebanyak tiga
rangkap disertai biodata, alamat lengkap, dan fotokopi identitas diri
(cantumkan
provinsi).
g. Sayembara penulisan naskah drama tingkat Nasional ditujukan untuk umum.
h. Naskah drama yang masuk ke Panitia tidak dikembalikan kepada
peserta dan
menjadi milik Pusat Bahasa.
i. Naskah drama yang dinilai layak terbit akan dimuat dalam antologi
drama terbitan Pusat Bahasa.

5. Penilaian
a. Penilaian naskah dan penentuan pemenang akan dilakukan oleh tim juri
yang terdiri atas pakar drama.
b. Penilaian mencakup aspek isi, daya dramatik, penyajian, dan bahasa.
c. Putusan tim juri tidak dapat diganggu gugat.
d. Hasil penilaian akan diumumkan pada Puncak Acara Bulan Bahasa dan
Sastra, pertengahan Oktober 2010 dan akan dimuat pada laman Pusat Bahasa.

7. Alamat Panitia
Pusat Bahasa, Kementerian Pendidikan Nasional
Jalan Daksinapati Barat IV, Rawamangun
Jakarta 13220, Kotak Pos 6259
Telepon (021) 4706287, 4706288, 4896558. Pesawat 127, Faksimile 4750407.

BULAN BAHASA DAN SASTRA

SAYEMBARA
PENULISAN NASKAH DRAMA
BAGI UMUM TINGKAT NASIONAL TAHUN 2010

PUSAT BAHASA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL JAKARTA
2010

--
copas dari milis WSC kiriman - Nursalam AR -



Rabu, 22 September 2010

Surat Ibu untuk Putranya

Seperti kebiasaan keluarga kami jika lebaran pasti mencari tempat yang nyaman untuk membicarakn masalah keluarga sambil makan-makan. Diakhiri dengan pesan (nasihat) dari Bapak. Lebaran kemarin pun demikian. Tapi ada satu yang sangat berkesan karena Bapak membagi sebuah buku kecil kepada seluruh anak dan sebagian cucu. Buku tulisan Ust. Armen Halim Naro.
Saya ingin membagi kepada orang lain, sebab baru sampai di lembar kedua, mataku basah oleh air mata. Demikian juga dengan suami dan anak laki-lakiku yang berusia 8 th.
Inilah isi buku itu.

Surat Ibu kepada Putranya

Orang tua pintu surga yang di tengah, sekiranya engkau mau, sia-siakanlah pintu itu atau jagalah!” (HR. Ahmad)

Kutitip surat ini anakku!

Nanda yang kusayangi di bumi Allah Ta’ala.

Segala puji Ibu panjatkan ke hadirat Allah Ta’ala yang telah memudahkan Ibu untuk beribadah kepada-Nya. Shalawat serta salam Ibu sampaikan kepada Nabi Muhammad saw., keluarga, dan para Shahabatnya. Amiin.

Wahai Anakku, surat ini datang dari Ibumu yang selalu dirundung sengsara.

Setelah berpikir panjang, Ibu mencoba untuk menulis dan menggoreskan pena, sekalipun keraguan dan rasa malu menyelimuti diri.

Setiap kali menulis, setiap kali itu pula gores tulisan terhalang oleh tangis, dan setiap kali menitikkan air mata, setiap itu pula hati terluka …

Wahai anakku! Sepanjang masa yang telah engkau lewati, kulihat engkau telah menjadi laki-laki dewasa, laki-laki yang cerdas dan bijak. Karenanya engkau pantas membaca tulisan ini, sekalipun nantinya engkau remas kertas ini lalu engkau merobeknya, sebagaimana sebelumnya engkau telah remas hati dan telah engkau robek pula perasaanku.

Wahai anakku! Dua puluh lima tahun telah berlalu, dan tahun-tahun itu merupakan tahun kebahagiaan dalam kehidupanku. Suatu ketika dokter datang menyampaikan kabar tentang kehamilanku dan semua ibu sangat mengetahui arti kalimat tersebut. Bercampur rasa gembira dan bahagia dalam diri ini sebagaimana ia adalah awal mula dari perubahan fisik dan emosi .…

Semenjak kabar gembira tersebut aku membawamu 9 bulan. Tidur, berdiri, makan, bernapas dalam kesulitan. Akan tetapi itu semua tidak mengurangi cinta dan kasih sayangku kepadamu, bahkan ia tumbuh bersama berjalannya waktu.

Aku mengandungmu, wahai anakku! Pada kondisi lemah di atas lemah, bersamaan dengan itu aku begitu gembira tatkala merasakan terjangan kakimu dan balikan badanmu di perutku. Berarti engkau sehat wal afiat dalam rahimku.

Penderitaan yang berkepanjangan menderaku. Sampailah saat itu, ketika fajar pada malam itu, yang aku tidak dapat tidur dan memejamkan mataku barang sekejap pun. Aku merasakan sakit yang tidak tertahankan dan rasa takut yang tidak bisa dilukiskan.

Sakit itu terus berlanjut sehingga membuatku tidak dapat lagi menangis. Sebanyak itu pula aku melihat kematian menari-nari di pelupuk mataku, hingga tibalah waktunya engkau keluar ke dunia.

Engkau pun lahir … Tangisku bercampur dengan tangismu. Air mata kebahagiaan. Dengan semua itu, sirna semua keletihan dan kesedihan, hilang semua sakit dan penderitaan, bahkan kasihku padamu semakin bertambah dengan bertambah kuatnya sakit.

Aku raih dirimu sebelum aku meraih minuman, aku peluk cium dirimu sebelum meneguk satu tetes air ke kerongkonganku.

Wahai anakku …. Telah berlalu tahun dari usiamu, aku membawamu dengan hatiku dan memandikanmu dengan kedua tangan kasih sayangku. Saripati hidupku kuberikan kepadamu. Aku tidak tidur demi tidurmu, berletih demi kebahagiaanmu.

Harapanku pada setiap harinya, agar aku melihat senyumanmu. Kebahagiaanku setiap saat adalah celotehmu dalam meminta sesuatu, agar aku berbuat sesuatu untukmu.

Itulah kebahagiaanku.

Kemudian berlalulah waktu. Hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun. Selama itu pula aku setia menjadi pelayanmu yang tidak pernah lalai, menjadi dayangmu yang tidak pernah berhenti, dan menjadi pekerjamu yang tidak mengenal lelah serta mendoakan selalu kebaikan dan taufiq untukmu.

Aku selalu memperhatikan dirimu hari demi hari hingga engkau menjadi dewasa. Badanmu yang tegap, ototmu yang kekar, kumis dan jambang tipis yang telah menghiasi wajahmu, telah menambah ketampananmu.

Tatkala itu aku mulai melirik ke kiri dan ke kanan demi mencari pasangan hidupmu.

Semakin dekat hari perkawinan, semakin dekat pula hari kepergianku. Saat itu pula hatiku mulai serasa teriris-iris, air mataku mengalir, entah apa rasanya hati ini. Bahagia bercampur dengan duka, tangis telah bercampur pula dengan tawa.

Bahagia karena engkau mendapatkan pasangan dan sedih karena negkau pelipur hatiku akan berpisah denganku.

Waktu pun berlalu seakan-akan aku menyeretnya dengan berat. Kiranya setelah perkawinan itu aku tidak lagi mengenal dirimu. Senyummu yang selama ini menjadi pelipur duka dan kesedihan, sekarang telah sirna bagaikan matahari yang ditutupi oleh kegelapan malam. Tawamu yang selama ini kujadikan buluh perindu, sekarang telah tenggelam seperti batu yang dijatuhkan ke dalam kolam yang hening, dengan dedaunan yang berguguran.

Aku benar-benar tidak mengenalmu lagi karena engkau telah melupakanku dan melupakan hakku.

Terasa lama hari-hari yang kulewati hanya untuk ingin melihat rupamu. Detik demi detik kuhitung demi mendengarkan suaramu. Aka tetapi penantian kurasakan sangat panjang. Aku selalu berdiri di pintu hanya untuk melihat dan menanti kedatangnmu. Setiap kali berderit pintu aku menyangka bahwa engkaulah orang yang datang itu. Setiap kali telepon berdering aku merasa bahwa engkaulah yang menelepon. Setiap suara kendaraan yang lewat aku merasa bahwa engkaulah yang datang.

Akan tetapi, semua itu tidak ada. Penantianku sia-sia dan harapanku hancur berkeping, yang ada hanya keputusasaan. Yang tersisa hanyalah kesedihan dari semua keletihan yang selama ini kurasakan. Sambil menangisi diri dan nasib yang memang telah ditakdirkan oleh-Nya.

Anakku ….

Ibumu ini tidaklah meminta banyak dan tidaklah menagih kepadamu yang bukan-bukan. Yang Ibu pinta, jadikanlah Ibumu sebagai sahabat dalam kehidupanmu. Jadikanlah Ibumu yang malang ini sebagai pembantu di rumahmu, agar bisa juga aku menatap wajahmu, agar Ibu teringat pula dengan hari-hari bahagia masa kecilmu.

Dan Ibu memohon kepadamu, Nak, janganlah engkau memasang jerat permusuhan denganku. Jangan engkau buang wajahmu ketika Ibu hendak memandang wajahmu.

Yang Ibu tagih kepadamu, jadikanlah rumah Ibumu salah satu tempat persinggahanmu agar engkau dapat sekali-kali singgah ke sana sekalipun hanya satu detik. Jangan jadikan ia sebagai tempat sampah yang tidak pernah engkau kunjungi , atau sekiranya terpaksa engkau datangi sambil engkau tutup hidungmu dan engkaupun berlalu pergi.

Anakku, telah bungkuk pula punggungku. Bergemetar tanganku karena badanku telah dimakan oleh usia dan digerogoti oleh penyakit

Berdiri seharusnya dipapah, duduk pun seharusnya dibopong, sekalipun begitu cintaku kepadamu masih seperti dulu

Masih seperi lautan yang tidak pernah kering. Masih seperti angin yang tidak pernah berhenti.

Sekiranya engkau dimuliakan satu hari saja oleh seseorang, niscaya engkau akan balas kebaikannya dengan kebaikan setimpal. Sedangkan kepada Ibumu …. mana balas budimu, Nak?

Mana balasan baikmu? Bukankah air susu seharusnya dibalas dengan air susu serupa? Akan tetapi kenapa, Nak, susu yang Ibu berikan engkau balas dengan tuba?

Bukankah Allah Ta’ala telah berfirman:

“Bukankah balasan kebaikan kecuali dengan kebaikan pula?” (QS. Ar-Rahman: 60)

Sampai begitu keraskah hatimu, dan sudah begitu jauhkah dirimu? Setelah berlalunya hari dan berselangnya waktu?

Wahai anakku, setiap kali aku mendengar bahwa engkau bahagia degan hidupmu, setiap itu pula bertambah kebahagiaanku. Bagaimana tidak?

Engkau adalah buah dari kedua tanganku

Engkaulah hasil dari keletihanku.

Engkaulah laba dari semua usahaku.

Kiranya dosa apa yang telah kuperbuat sehingga engkau jadikan diriku musuh bebuyutanmu? Pernahkah aku berbuat khilaf dalam salah satu waktu selama bergaul denganmu atau pernahkah aku berbuat lalai dalam melayanimu?

Terus, jika tidak demikian, sulitkah bagimu menjadikan statusku sebagai budak dan pembantu yang paling hina dari sekian banyak pembantumu? Mana upah yang layak untukku, wahai anakku?

Dapatkah engkau berikan sedikit perlindungan kepadaku di bawah naungan kebesaranmu?

Dapatkah engkau menganugerahkan sedikit kasih sayangmu demi mengobati derita orang tua yang malang ini? Sedangkan Allah Ta’ala mencintai orang yang berbuat baik.

Wahai anakku, aku hanya ingin melihat wajahmu dan aku tidak menginginkan yang lain.

Wahai anakku, hatiku teriris, air mataku mengalir, sedangkan engkau sehat wal afiat. Orang-orang sering mengatakan bahwa engkau seorang laki-laki supel, dermawan, dan berbudi.

Anakku …, tidak tersentuhkah hatimu terhadap seorang wanita tua yang lemah, tidak terenyuhkah jiwamu melihat orang tua yang telah renta ini? Ia binasa dimakan rindu, berselimutkan kesedihan dan berpakaian kedukaan! Bukan karena apa-apa! Akan tetapi hanya karena engkau telah berhasil mengalirkan air matanya … hanya karena engkau telah membalasnya dengan luka di hatinya … hanya karena engkau telah pandai menikam dirinya dengan belati durhakamu tepat menghujam jantungnya … hanya karena engkau telah berhasil pula memutuskan tali silaturahmi?

Wahai anakkku, Ibumu inilah sebenarnya pintu surga bagimu. Maka titilahh jembatan itu menujunya, lewatilah jalannya dengan senyuman yang manis, pemaafan dan balas budi yang baik. Semoga aku bertemu denganmu di sana dengan kasih sayang Allah Ta’ala, sebagaimana dalam hadits:

“Orang tua adalah pintu surga yang di tengah. Sekiranya engkau mau maka sia-siakanlah pintu itu atau jagalah!” (HR. Ahmad)

Anakku, aku sangat mengenalmu, tahu sifat dan akhlakmu. Semenjak engkau telah beranjak dewasa saat itu pula tamak dan labamu kepada pahala dan surga begitu tinggi. Engkau selalu bercerita tentang keutamaan shalat berjamaah dan shaf pertama. Engkau selalu berniat untuk berinfak dan bersedekah.

Akan tetapi, Anakku, mungkin ada satu hadits yang terlupakan olehmu. Satu keutamaan besar yang terlalaikan olehmu yaitu bahwa Nabi yang mulia bersabda:

Dari Ibnu Mas’ud berkata: aku bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, amal apa yang paling mulia?” Beliau bersabda, “Shalat pada waktunya.” Aku berkata, “Kemudian apa, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Berbakti kepada kedua orang tua.” Dan aku berkata, “Kemudian apa, wahai Raslullah?” Beliau menawab, “Jihad di jalan Allah.” Lalu beliau diam. Sekiranya aku bertanya lagi, niscaya beliau akan menjawabnya. (Muttafaqun alaih)

Wahai Anakku, ini aku, pahalamu. Tanpa engkau bersusah payah untuk memerdekakan budak atau berletih dalam berinfak.

Pernahkah engkau mendengar cerita seorang ayah yang telah meninggalkan keluarga dan anak-anaknya dan berangkat jauh dari negerinya untuk mencari tambang emas?

Setelah tiga puluh tahun dalam perantauan, kiranya yang ia bawa pulang hanya tangan hampa dan kegagalan. Dia telah gagal dalam usahanya. Setibanya di rumah, orang tersebut tidak lagi melihat gubuk reyotnya, tetapi yang dilihatnya adalah sebuah perusahaan tambang emas yang besar. Berletih mencari emas di negeri orang kiranya d sebelah gubuk reyotnya orang mendirikan tambang emas.

Begitulah perumpamaanmu dengan kebaikan. Engkau berletih mencari pahala, engkau telah beramal banyak, tetapi engkau lupa bahwa di dekatmu ada pahala yang mahabesar. Di sampingmu ada orang yang dapat menghalangi atau mempercepat amalmu. Bukankah ridhaku adalah keridhaan Allah Ta’ala dan murkaku adalah kemurkaan-Nya?

Anakku, yang aku cemaskan terhadapmu, yang aku takutkan bahwa jangan-jangan engkaulah yang dimaksudkan Nabi dalam sabdanya:

“Merugilah seseorang, merugilah seseorang, merugilah seseorang.” Dikatakan, “Siapa dia, wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab, “Orang yang mendapatkan kedua ayah ibunya ketika tua, tetapi tidak memasukkannya ke surga.” (HR. Muslim)

Anakku, aku tidak akan angkat keluhan ini ke langit dan aku tidak adukan duka ini kepada Allah karena sekiranya keluhan ini telah membubung menembus awan, melewati pintu-pintu langit, maka akan menimpamu kebinasaan dan kesengsaraan yang tidak ada obatnya dan tidak ada dokter yang dapat menyembuhkannya.

Aku tidak akan melakukannya, Nak. Bagaimana aku akan melakukannya sedangkan engkau adalah jantung hatiku…

Bagaimana Ibumu ini kuat menengadahkan tangannya ke langit sedangkan engkau adalah pelipur laraku. Bagaimana Ibu tega melihatmu merana terkena doa mustajab padahal engkau bagiku adalah kebahagiaan hidupku.

Bangunlah Nak! Uban sudah mulai merambat di kepalamu. Akan berlalu masa hingga engkau akan menjadi tua pula dan al-jaza’ min jinsil amal … “engkau akan memetik sesuai dengan apa yang engkau tanam”.

Aku tidak ingin engkau nantinya menulis surat yang sama kepada anak-anakmu, engkau tulis dengan air matamu sebagaimana aku menulisnya dengan air mata itu pula kepadamu.

Wahai anakku, bertakwalah kepada Allah pada ibumu, peganglah kakinya! Basuhlah air mataya, balurlah kesedihannya, kencangkan tulang ringkihnya, dan kokohkan badannya yang telah lapuk.

Anakku … setelah engkau membaca surat ini, terserah padamu! Apakah engkau sadar dan akan kembali atau engkau ingin merobeknya.

Wassalam

Ibumu

Sumber: Ust. Armen Halim Naro